Minggu, 11 Mei 2014

SAHABAT Darimu ku temukan arti sebuah persahabatan Engkau hadir menemani hari-hari ku Saat sedih dan bahagia Lalui hari bersamamu Ingatlah saat itu sahabat Aku bercanda tawa bersamamu Namun apakah kebersamaan ini terus berjalan? Akankah kita selalu bersama? Persahabatan saat bersamamu Akan selalu tersimpan di benakku Namun kini aku dan dirimu terpisahkan oleh waktu Janji yang pernah kita ucapkan di masa lalu Akan terus teringat dalam ingatan ku Ingatlah sahabat aku selalu mengenangmu Tentang semua kebersamaan itu Andai kau tau sahabat harapan ku untuk tetap bersamamu Namun semuanya telah menjadi kenangan terindah bagi ku sahabat KITA SELALU BERSAMA Sedih, sunyi, canda, tawa kita lewati bersama Kemanapun bagai tali yang telah diikat kuat, yang tak dapat dilepas Kau hibur aku disaat gundah dan kuhibur kau disaat kau membutuhkan Kita saling melengkapi satu sama lain Tapi berbeda Berbeda pada saat itu Pada saat waktu tak berpihak kepada kita Kau dan aku terpisah Dan akhirnya, Akhirnya kau meninggalkan aku dengan sosok bayangmu Bayangmu yang tak tahu dimana tubuhnya Yang sekarang sudah tak mempunyai hati dan perasaan Seperti bukan lagi sahabatku

Rabu, 26 Februari 2014

Satu-persatu, sahabatku mulai pergi. ahh, mungkin kata “pergi” kurang cocok disini karena terkesan “meninggalkan”. Ya, lebih tepatnya kita mulai berjalan menuju masa depan yang disiapkan untuk masing-masing dari kita. Meski jalan yang ditempuh berbeda-beda dan raga kita terpisah jauh, tapi ikatan persahabatan itu lah yang membuat kita tetap bersama. Ikatan batin? Well, maybe. Seorang sahabatku sudah berangkat meneruskan studi di luar negeri. Dalam waktu dekat ini sahabatku yang lain akan berpetualang di tempat lain, satu di ujung timur archipelago Indonesia, yang satu lagi mungkin bakal keliling Indonesia mengejar cita. Dan satu lagi akan berkarya di ibu kota, sebuah perusahaan level Asia dengan logo cicaknya. Tidak ada yang abadi di dunia, mungkin juga dengan persahabatan ini. Jarak, waktu, kegiatan, komunikasi, banyak factor yang menjadi goncangan persahabatan ini. Sibuk? Pastinya, semua berusaha sebaik mungkin mengejar cita-cita dan mimpinya. Lingkungan baru yang menyita banyak waktu dan perhatian kita untuk dapat beradaptasi dan survive. Ada masa-masa dimana kita tak akan merasakan hangatnya persahabatan ini. Ada masa-masa yang, out of nowhere tiba-tiba membuat kita tersenyum sejenak saat mengingat kehangatan ini, saat kita sedang berat menghadapi hidup ini. Kadang, justru persahabatan ini yang membuat kita kembali bersemangat lagi untuk berjuang di jalan sendiri-sendiri. Meski persahabatan ini tidak abadi, tidak berarti kita akan membiarkannya berakhir begitu saja kan? Kita akan bertemu lagi di suatu persimpangan jalan. Mengenang kembali kehangatan sahabat yang pernah dirasakan bersama. Bertukar cerita dan pengalaman, membangkitkan romansa yang sempat absen dalam kehidupan kita. Kita akan berjalan di jalan masing-masing kawan. Aku tidak bisa senantiasa mengikuti jalanmu, selalu menanyakan bagaimana kabarmu, berbagi cerita dan pengalaman baru, segera memberikan solusi atas permasalahanmu, menemanimu minum kopi dan begadang. Begitu pula denganmu yang tidak bisa mengikuti kemana aku harus pergi.